Jumat, 28 Februari 2014

AKHLAK SEORANG ULAMA TERHADAP YANG MENYUSAHKAN DAN MEMUSUHINYA

Dikisahkan oleh salah seorang guru kami, al-‘Allamah al-Habib Muhammad bin Alwi bin Shahab di masa penjajahan komunis terhadap Yaman, ada seorang yang bertugas membantu komunis yang sangat jahat kepada beliau. Sengaja selalu menyusahkan al-Habib Muhammad bin Alwi bin Shihab. Beliau disuruh olehnya menjadi tahanan kota, harus melapor setiap har. Kalau sudah lapor harus tulis dan ambil buku sendiri, semuanya serba dipersulit. Hingga akhirnya si petugas komunis tersebut jatuh sakit parah sampainya akhirnya wafat dan meninggal dunia.

Saudara dari petugas yang membantu komunis berpikir seraya bergumam: “Maunya saya sih yang menshalati jenazahnya adalah al-Habib Muhammad bin Alwi bin Shahab, tapi saya tahu nih, saya punya saudara sangat jahat sekali kepada al-Habib Muhammad bin Alwi. Apa al-Habib Muhammad bin Alwi mau?”

Maka datanglah ia ke rumah al-Habib Muhammad bin Alwi. Tatkala ia sampai di rumah al-Habib Muhammad bin Alwi ia ditanya: “Wahai fulan, tidak biasanya engkau datang, apakah ada sesuatu yang terjadi?”

“Wahai Habib, saya punya saudara, kakak saya (si pengganggu itu) meninggal dunia. Saya memohon engkau untuk berkenan menshalatkannya.” Jawabnya.

“Ooh. Baik saya akan menshalatkannya. Dan bukan itu saja, saya akan datang ke rumahnya dulu untuk menshalatkan jenazahnya. Baru setelah itu mari sama-sama pergi untuk menshalatkannya di masjid.” Ucap al-Habib Muhammad bin Alwi.

Baru kali ini didengar olehnya jawaban sebegitu indah dari al-Habib Muhammad bin Alwi ini, padahal sebelumnya ia mengira al-Habib Muhammad tak akan berucap seperti itu. Baru saja ia akan berkata-kata, al-Habib Muhammad mendahului: “Stop, tunggu dulu sebentar!”

Lalu beliau masuk ke dalam untuk mengambil uang. Al-Habib Muhammad bin Alwi berkata kepadanya: “Ini uang, mungkin di rumah tidak ada apa-apa untuk mengurusi jenazahnya. Ini uang dari saya untuk membantu.”

Coba lihat, tidak ada kesombongan, tidak ada ujub, tidak ada kebencian dan tidak ada sedikitpun sifat hasud di hati al-Habib Muhammad bin Alwi bin Shahab. (Kutipan taushiyah al-Habib Umar bin Hafidz yang diterjemahkan oleh al-Habib Jindan bin Novel bin Jindan).

Ket. foto: Al-Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Shahab bersama Al-Habib Umar bin Hafidz.

0 komentar:

Posting Komentar